Sejarah Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di provinsi Jawa tengah, lebih tepatnya di kabupaten Magelang di kecamatan yang bernama Borobudur, di desa yang juga bernama Borobudur. Candi Borobudur berada pada ketinggian kira- kira 265,4 m di atas permukaan laut. Keberadaan Candi Borobudur berhubungan dengan seseorang yang bernama Sidharta Gautama, oleh karena itu akan dijelaskan pula secara singkat mengenai sejarah hidup Sidharta Gautama.
Sidharta Gautama dilahirkan di India, lebih tepatnya di taman Lumbini. Sidharta Gautama memiliki seorang ayah yang bernama Raja Suldadana, dan seorang ibu yang bernama Dewi Maya. Setelah Sidharta Gautama beranjak dewasanya, Ia menikah dengan seorang Dewi yang bernama Dewi Gupaya Saudara, dan memiliki seorang anak laki- laki yang diberi nama Rahula. Sidharta Gautama menjadi Budha pada umur 35 tahun. Pada akhirnya, Sidharta Gautama meninggal saat Ia mencapai usianya yang ke-80. Selain informasi mengenai sejarah Sidharta Gautama, tentu saja kami mendapatkan informasi mengenai sejarah Candi Borobudur.

Nama Borobudur berasal dari dua kata yaitu Boro dan Budur. Boro berarti wihara yaitu tempat suci, sementara budur artinya atas. Oleh karena itu Borobudur artinya candi yang berada di atas gunung/ bukit. Candi Borobudur didirikan oleh Raja Sam Ratunga pada tahun 824 M. Raja Sam Ratunga berasal dari kerajaan Mataram, yang merupakan bagian dari Dinasti Salendra. Candi Borobudur pada saat itu dibangun diperuntukkan bagi Agama Budha Mahayana. Sebelum Candi Borobudur dibentuk untuk Agama Budha Mahayana. Terbentuknya Candi Borobudur dipengaruhi oleh aliran Animisme dan Dinamisme. Selain sejarah, hendaknya pula kita ketahui mengenai fisik dari Candi Borobudur itu sendiri.

Luas keseluruhan area taman wisata Candi Borobudur ditambah dengan Candi Borobudur adalah 85 hektar. Sementara itu, luas area Candi Borobudurnya saja adalah 3 hektar. Tahukah anda jenis batu apa yang digunakan dalam pembangunan Candi Borobudur ini dan berapa volume keseluruhan batu yang digunakannya? Batu yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur ini adalah batuan andesit yang berasal dari Gunung Merapi. Sementara itu volume keseluruhan batu yang digunakan kira- kira 55.000 m3 atau sekitar 2½ juta ton batu yang digunakan. Ada baiknya pula bila kita mengetahui fungsi dari Candi Borobudur.

Fungsi Candi Borobudur dibedakan menjadi dua yaitu Fungsi Borobudur pada masa Syailendra dan fungsi Borobudur pada masa kini. Ada beberapa fungsi Borobudur pada masa Syailendra yaitu:
• Sebagai tempat penghormatan terhadap raja pada masa Syailendra
• Sebagai tempat untuk meditasi/ berdoa
• Sebagai tempat penyebaran Agama Budha
• Sebagai tempat untuk menyelenggarakan upacara keagamaan
• Sebagai tempat untuk menyimpan benda- benda relief
Sementara itu, fungsi Candi Borobudur pada masa kini adalah sebagai berikut:
• Sebagai tempat untuk berwisata yang bertaraf internasional
• Sebagai tempat untuk mempelajari mengenai benda- benda purbakala
• Sebagai tempat untuk memasarkan hasil- hasil industri rakyat kecil. Pada tempat wisata ini, banyak rakyat- rakyat yang memasarkan kerajinan tangannya untuk dijual mendapatkan penghasilan.
• Sebagai tempat untuk mempelajari bahasa asing.
• Sebagai lapangan pekerjaan yang menampung pekerja untuk mengurangi pengangguran

Candi Borobudur memiliki 10 tingkatan, dan pada 10 tingkatan ini, terdapat tiga bentuk bangunan, yaitu Kamadhatu, Rupadatu, dan yang terakhir Arupadhatu.
Bentuk dari Candi Borobudur yang kita lihat sekarang ini tidak dibuat secara asal dalam bentuk demikian melainkan ada maknanya. Bentuk bangunan yang pertama adalah Kamadhatu. Kamadhatu menggambarkan hawa nafsu dunia. Pengertian dari Kamadhatu adalah orang- orang yang belum mengenal materi Agama, oleh karena itu mereka dipenuhi oleh hawa nafsu dunia. Bentuk bangunan ini memiliki relief yang berjumlah 160 relief. Relief- relief ini menggambarkan mengenai hukum sebab- akibat. Jadi, pada relief- relief ini, dijelaskan mengenai sebab dan akibat dari perbuatan seseorang. Sementara itu, pada bentuk Kamadhatu ini, terdapat stupa yang berjumlah total 1545 stupa. Stupa yang besar berjumalh 73 stupa dan sisanya adalah stupa kecil yang berjumlah 1472. Bentuk Kamadhatu berada di tingkat pertama dari Candi Borobudur.
Bentuk bangunan yang kedua adalah Rupadhatu. Bentuk bangunan ini terdapat pada tingkat 2 - 6 dari Candi Borobudur. Bentuk bangunan Rupadhatu menggambarkan materi di dunia. Materi adalah segala sesuatu yang dapat disentuh, dilihat dan diraskan yang memiliki masa dan menempati ruangan di sekitar kita. Kebutuhan materi berkebalikan dengan kebutuhan rohani. Oleh karena itu, Rupadhatu menjelaskan mengenai segala sesuatu yang dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan yang ada di dunia ini.
Tingkat kedua Rupadhatu yaitu tingkat ketiga dari Candi Borobudur adalah Lalitawistara, yang artinya geografi Sidharta. Tingkatan selanjutnya adalah Jataka yang artinya reinkarnasi/ penjelmaan. Kita lebih sering menyebutnya sebagai lahir kembali sesuai dengan perbuatan orang tersebut. Tingkat selanjutnya adalah Awada yang menggambarkan/ menjelaskan mengenai pengikut Sidharta Gautama. Tingkat terakhir dari Rupadhata adalah Gandawyuha yang artinya anak saudagar kaya dalam mengikuti ajaran Agama Budha.

Bentuk bangunan yang terakhir adalah Arupadhatu, bentuk bangunan ini berada pada tingkat 7 – 10. Bentuk bangunan Arupadhatu ini menggambarkan mengenai tingkatan Nirwana yang berarti surga. Pada tingkat ke-7 Candi Borobudur, terdapat 32 stupa. Pada tingkat selanjutnya yaitu tingkat ke-8, terdapat 24 stupa. Tingkat ke-9 memiliki 16 stupa, dan pada tingkatan paling atas dari Candi Borobudur terdapat 1 stupa yang terbesar diantara stupa- stupa yang lainnya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar